Tanpa bermaksud untuk melebih-lebihkan , misteri ledakan mahadasyat yang terjadi
di kawasan Tunguska pada tahun 1908 silam , menjadi salah satu misteri dunia
yang sampai saat ini membuat saya mati penasaran!
Saya selalu ingin mencari tahu , sebenarnya fenomena apakah yang terjadi di
kawasan ini 99 tahun silam?
Banyak ahli dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dikerahkan untuk turut
mengungkap tabir gelap dari kejadian misterius ini. Namun sampai sekarang ,
sepertinya belum ada hasil dari ekspedisi yang benar-benar memuaskan. Maka tidak
heran jika misteri Tunguska ini masuk kedalam top 10 misteri dunia.
Kejadian ini bermula pada pagi hari tanggal 30 Juni 1908 , kafilah-kafilah di
gurun Gobi menyaksikan sebuah bola api menyala dan yang meluncur dengan cepat di
langit untuk akhirnya lenyap di sebelah utara tapal batas Mongolia. Beberapa
saat kemudian terjadilah ledakan maha dahsyat di dataran tinggi Siberia Tengah,
Rusia, didekat sungai Tunguska, yang tercatat pada seismograf-seismograf di
Irkutsk (880 kam ke selatan), Moskow (5000 km) ke barat, St. Petersburg, (Leningrad
sekarang) dan bahkan sejauh Washington dan Jakarta.
Penduduk di daerah itu yang sangat langka melaporkan timbulnya tiang api yang
menjulang setinggi langit, disusul oleh gelombang panas, serangkaian menggelegar,
gelombang-gelombang angin sekencang taufan dan turunnya hujan yang berwarna
hitam.
Baru 19 tahun kemudian dikirim ekspedisi ilmiah di bawah pimpinan Prof. L. Kulik,
yang diulangi lagi pada tahun-tahun 1928 dan 1929. Fakta-fakta yang dikumpulkan
mengagumkan dunia ilmu pengetahuan: daerah hutan yang berbentuk lonjong dengan
ukuran kurang lebih 25 x 15 km mengalami kehancuran total, sedang lingkaran luar
dengan ukuran kurang lebih 50 x 45 km mengalami kerusakan berat. Prof. Kulik
almarhum ialah seorang ahli meteorit dan sampai akhir hayatnya mencoba dengan
sia-sia untuk membuktikan adanya "Meteor Tunguska". Versi lain kemudian
menyangka adanya sekelompok meteor. Namun tidak berhasil ditemukan sisa-sisanya
seperti pada kepundan-kepundan meteor lainnya. Kemudian dilontarkan kemungkinan
adanya komet, namun hal itu tidak sesuai dengan laporan para saksi.
Setelah tibanya zaman atom baru disadari bahwa ledakan maha dahsyat di Tunguska
memperlihatkan ciri-ciri suatu ledakan nuklir! Ciri-ciri itu antara lain ialah
bahwa pohon-pohon di hutan sekitarnya yang selamat dari ledakan, memperlihatkan
lingkaran tahunan yang lebih gemuk untuk tahun 1908 daripada tahun-tahun lainnya.
Dari keadaan pohon-pohon yang hangus terbakar juga dapat disimpulkan, bahwa
ledakan yang memancarkan panas itu terjadi bukannya di permukaan bumi melainkan
di udara.
Demikian juga telah ditemukan butir-butir magnetit ukuran mikroskopis di samping
butir-butir silikat seperti kaca yang kadang-kadang mengandung partikel besi.
Bahan-bahan yang sama ditemukan sehabis percobaan-percobaan nuklir di Alamogordo,
Amerika Serikat, dan terbentuk oleh suhu sangat tinggi dari ledakan nuklir.
Menurut perkiraan, ledakan maha dahsyat di Siberia pada tahun 1908 itu
berkekuatan 30 megaton.
Dalam dua dasawarsa terakhir ini telah terungkap perspektif lain terhadap teka-teki
Tunguska dengan adanya penelitian oleh ahli-ahli aerodinamika dan ahli-ahli
peroketan, yang dipelopori oleh Dr. Felix Zigel. Analisa dari laporan para saksi,
bukti-bukti dari gelombang balistik dan bentuk daerah kerusakan menunjukkan
bahwa lintasan yang ditempuh oleh benda dari kosmos itu bukanlah lurus,
melainkan semula datang dari arah selatan, di atas desa Keshma membelok ke timur
dan diatas desa Preobrazhenka berubah arah ke barat. Tiba di sebelah utara desa
Vanavara terjadilah ledakan maha dahsyat itu.
Lintasan yang berbelok-belok itu tidak mungkin dilakukan oleh suatu benda
alamiah, melainkan hanya dapat dilakukan oleh suatu benda buatan, sehingga
timbullah dugaan bahwa penyebabnya ialah wahana antariksa yang datang dari
peradaban lain!
Hipotesa wahana antariksa dari luar bumi itu ada dua macam, meskipun kedua-duanya
berdasarkan anggapan bahwa telah terjadi suatu ketidakberesan teknis. Yang satu
mengira bahwa terjadi kerusakan pada sistem propulsinya sehingga terjadilah
ledakan maha dahsyat yang memusnahkan tamu dari luar bumi tadi. Hanya butiran
mikroskopis saja yang masih tertinggal yang merupakan sisa dari wahana antariksa
semula.
Hipotesa yang lain mengira, bahwa obyek dari kosmos itu mengalami kesulitan
dalam sistem pengemudian sehingga hampir membentur permukaan bumi. Maka dari itu
pada saat terakhir ia terpaksa melakukan koreksi arah dengan menyalakan motor
roket nuklirnya, sehingga ia berhasil meninggalkan bumi untuk selanjutnya
meneruskan perjalanannya ke arah Planet Venus.
Apa pun sebabnya, kita boleh merasa bersyukur bahwa ledakan maha dahsyat tadi
tidak terjadi di atas salah satu kota metropolitan, melainkan di daerah yang
jarang penduduknya. Namun, menurut Ian Ridpath (Messages from the Stars, Fontana/Collins,
Glasgow 1978), di dalam tahun 1977 para sarjana Uni Sovyet mengumumkan penemuan
bahan carbonaceous chonditer yang lazimnya terdapat di kepala komet.
Apakah dengan demikian teka teki Tunguska telah terjawab untuk penghabisan
kesekian kalinya?